Sungguh memprihatinkan negara ini. Derita rakyat miskin semakin bertambah akibat dari salah urus. Harga BBM yang naik pada 2005 diikuti dengan terjadinya inflasi semakin memperparah kondisi kemiskinan. Kemiskinan di Indonesia pada tahun 2006 mencapai angka 39.05 juta jiwa dengan angka pengangguran terbuka 11,1 juta jiwa. Hal ini berarti ada kenaikan 4,5 juta jiwa dari tahun 2005 dimana angka kemiskinan mencapai 35,1 juta jiwa. Di tahun 2007 kondisi rakyat miskin semakin memprihatinkan. harga beras naik dari 3.500 / kg menjadi 6.500 /kg. Derita ini ditambah dengan permainan tengkulak dimana harga gabah kering pada musim panen kali ini jatuh dari 220.000/kwintal menjadi 180.000 / kwintal. Kondisi ini memunculkan pergeseran kemiskinan atau istilahnya transient poverty. Berdasar data BPS sekitar 56,51 % penduduk miskin 2005 tetap menjadi miskin di tahun 2006 dan sisanya berpindah posisi menjadi tidak miskin. Sebaliknya hampir 30,29 % penduduk hampir miskin tahun 2005 menjadi miskin pada 2006. Bahkan 2,29% penduduk tidak miskin di tahun 2005 jatuh miskin di tahun 2006. Format penanggulangan kemiskinan yang diupayakan pemerintah tak juga menghasilkan sesuatu yang konkret, terkesan lebih banyak lipstik dan menjaga image. Sedangkan format penanggulangan kemiskinan yang diupayakan oleh lembaga zakat terkesan kurang effektif karena memang tidak didukung dengan capital gain yang cukup. Perbandingannya adalah sebagai berikut : jika seluruh LAZ dan BAZ dijumlah total penghimpunannya dalam satu tahun mencapai angka 800 milyar, sedangkan pemerintah mengucurkan dana pengentasan kemiskinan dalam jumlah sekitar 60 trilyun untuk SLT/BLT belum dihitung untuk P2KP. to be continued...........
Friday, February 23, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment